Nana dan aku menjalani hubungan jarak jauh, dan kami hanya bisa bertemu sebulan sekali, jadi kecemasan tentang perselingkuhan mulai tumbuh di antara kami. Aku ingin percaya bahwa kami berpisah, tetapi aku tak bisa menghilangkan perasaan bahwa ada orang lain di sana. Bahkan ketika kami bertemu lagi, kami masih saling curiga, saling membenci, dan bertengkar hebat... Dan setiap kali, kami meledak dalam seks yang kasar dan emosional hingga kami benar-benar kacau. Dari ciuman-ciumannya yang rakus yang ia nikmati seolah tak akan membiarkan siapa pun memilikinya, hingga blowjob-nya yang penuh rasa cemburu, semua tentang Nana terasa erotis. Aku tak ingin dia dipegang pria lain... Kumasukkan penisku jauh ke dalam, membekas kenikmatannya agar tak terlupakan. Dan begitulah, selama 24 jam, hingga hasratku untuk selingkuh benar-benar padam, kami saling melahap hingga tiba saatnya pulang...